Archive for May, 2010

Analisis novel : Kita Semua Anak Negeri Ini

Posted in Bedah Buku Fahri Asiza on 30/05/2010 by ruangfahriasiza

Melody Violine

5 April 2006

Tugas UTS

Analisis Novel Anak Jenis Fiksi Realistik

Universitas Indonesia

Fahri Asiza, lahir di Jakarta, meski telah lama menjadi novelis, Fahri Asiza baru mulai mengarang untuk anak-anak pada tahun 2004. Sampai bulan Maret 2006, Fahri Asiza telah menerbitkan 13 buku untuk anak-anak. Novel-novel berseri anak-anaknya adalah Serial Dayak 1, Hilangnya Tongkat Sakti (DAR! Mizan, 2004), Serial Dayak 2, Komplotan Penjual Batu Akik (DAR! Mizan, 2004), Serial Dayak 3, Rahasia Puri Tarantula (DAR! Mizan, 2004), dan Serial Keluarga Sakinah 1: Jas Hujan Buat Abi (Cakrawala Publishing, 2005). Novel-novel lepas anak-anaknya adalah Kita Semua Anak Negeri Ini (Gema Insani, 2006), Negeri Awan Merah (Beranda Hikmah, 2005), Maafkan Nina, Nek! (Zikrul Hakim, 2005), Mencari Ajeng (Gema Insani, 2005), Bunga-Bunga Kertas (Gema Insani, 2004), Menangkap Hantu dan Melacak Jejak Pencuri (Zikrul Hakim, 2004), Rinduku Padamu Ibu (Gema Insani, 2004), dan Rere (Senayan Abadi, 2005). Kumpulan cerpen anak-anak yang telah diterbitkan oleh Fahri Asiza hanya satu, yaitu Adikku Sofia (Beranda Hikmah, 2004).

Continue reading

Advertisement

Pertanggungjawaban Novel : Teror Di Bawah Hujan

Posted in Bedah Buku Fahri Asiza on 30/05/2010 by ruangfahriasiza

Bismillahirrahmanirrahim…

Assalamu ‘alaikum

Saya ini termasuk penulis yang terkadang tidak memerlukan tetek bengek (bagian dari penceritaan) dari apa yang ingin saya tulis. Ketika saya ingin menulis, ya saya menulis. Meski begitu, saya tetap berusaha menjembatani tulisan-tulisan saya dengan memberikan nuansa yang agak berbeda, baik dari segi setting, waktu maupun para tokoh. 

Khusus para tokoh, saya seringkali membiarkan tokoh-tokoh saya lepas begitu saja. Saya juga tidak mencoba mengatur mereka. Jadi, sepertinya saya biarkan saja mereka mau berbuat apa saja dan mengalir begitu saja meski semua berada di bawah kendali saya sebagai dalangnya. Tapi tetap saya tidak ingin mengintervensi cara berpikir maupun bagaimana mereka bersikap. Memang agak susah dijelaskan, tapi itulah yang saya lakukan. Saya biarkan mereka sebebas-bebasnya. 

Continue reading

Teror Hujan, Teror Kata-Kata

Posted in Bedah Buku Fahri Asiza on 30/05/2010 by ruangfahriasiza

Oleh Gola Gong

(Tulisan sederhana sebagai bahan diskusi di Rumah Dunia, 15 Mei 2004, jam 13.30. saat launching “Jembatan Hitam: Teror di Bawah Hujan” terbitan Senayan Abadi)

Ini adalah novel kedelapan belas (menurut pengakuan Fahri lewat email), yang dibuatnya hanya dalam waktu 3 hari setelah ide itu didapat. Berbahagialah Fahri, karena istrinya bisa menyumbangkan ide, walau hanya sebatas judul saja. Menurut pengakuannya, dia bercerita pada istrinya bahwa “Senayan Abadi” (SA) meminta naskah (novel). “Saya mau yang suspens horor, tapi bukan klenik. Lebih pada memainkan unsur psikologisnya saja. Saya tanya sama istri, punya ide apa? Istri saya bilang, judulnya ‘Teror di Bawah Hujan’ saja. Ya, sudah. Mengalir saja…. Tau-tau, ya jadilah seperti novel ini…,” tulisnya di e-mail.

Continue reading

Cerita Remaja Izinkan Aku Mengetuk Pintu-Mu

Posted in Cerpen Remaja on 29/05/2010 by ruangfahriasiza

Dimuat di Annida – lupa tanggalnya

LAKI-LAKI muda itu mempercepat larinya. Napasnya sudah terasa putus dengan jantung yang berdetak lebih keras. Aliran darahnya kacau, menghantam setiap sendi-sendi dalam tubuhnya. Tapi dia harus berlari, berlari sekencang-kencangnya. Bahkan kalau mungkin, bumi di hadapannya ini tiba-tiba merekah, hingga dia bisa masuk ke dalamnya, menyusup jauh sedalam-dalamnya dan terbebas dari kengerian yang bertubi-tubi muncul di belakangnya.

Teriakan menakutkan semakin memecah keheningan malam. Langkah-langkah berderap, menggebubu, menghantam dinding-dinding malam. Laki-laki muda itu yakin, yang dipegang para pengejarnya bukan hanya potongan kayu atau balok belaka. Tapi juga parang, klewang, clurit bahkan pedang. Dia memejamkan matanya sesaat, seolah membuang kengerian yang siap mencacah tubuhnya.

Continue reading

Cerita Remaja Jejak Sang Gadis

Posted in Cerpen Remaja on 29/05/2010 by ruangfahriasiza

Dimuat di Majalah Maestro – lupa tanggalnya

BERITA hilangnya Firna bukan hanya mengejutkan kelas 2 IPA 4, tapi juga seisi sekolah. Gemanya pun melampaui tingginya tingkap SMU Kartika. Atya yang banyak ditanya teman-teman yang lain, karena dia duduk sebelahan dengan Firna.

“Aku nggak tau apa-apa,” sahut Atya. Dia juga bingung, karena kemarin sore masih sempat ngobrol dengan Firna di telepon, tapi kok tahu-tahu Firna dikabarkan hilang. Siapa sih yang menyebarkan gosip seperti itu? Siapa tahu karena hari ini Firna memang tidak bisa masuk sekolah.

Tapi ternyata Firna tidak masuk selama tiga hari. Orangtuanya sudah mencari ke sana-kemari, menelepon siapa saja yang mereka anggap kenal dengan Firna, bahkan datang ke sekolahnya. Namun tak ada jawaban yang memuaskan.

           Continue reading

Cerita Remaja Ujo, Uli dan Motor

Posted in Cerpen Remaja on 29/05/2010 by ruangfahriasiza

Dimuat di majalah Sobat – lupa tanggalnya

UJO bangga, karena teman-temannya kembali memuji.

“Motornya baru lagi, Jo?”

“Gila! Berapa banyak lo punya motor?”

“Yang kemarin lo bawa lo kemanain?”

Ujo cuma memamerkan senyumnya saja. Kepuasan bertalu-talu di dadanya melihat pandangan kagum teman-temannya yang mengelilinginya.

“Ya, biasalah. Nggak baru-baru amat. Tapi lumayan, kan?”

“Ini sih lumayan, Jo! Shogun 125 R emang lagi top!”

“Mendingan kalo lo nggak pake, Supra X lo lego ama gue! Tapi murahin dikit!”

“Yamaha Ninjanya biar gue yang beli! Kakak gue udah dua minggu ini lagi nyari!”

Continue reading

Motto Hidup Fahri Asiza

Posted in Motto on 29/05/2010 by ruangfahriasiza

– Tak ada pekerjaan yang bisa membuatmu kaya, tapi kamulah yang berbuat melalui pekerjaan itu untuk menjadi kaya. (Ayahanda, almarhum Drs. H. Mohammad Zaid, MBA)

– Janganlah jadi pemimpi dan terus bermimpi, jadilah pejuang… yang memperjuangkan apa yang diimpikan si pemimpi… (Fahri Asiza)

– Pemimpin yang kompeten mampu mendapatkan pengabdian yang baik dari pasukan yang buruk, sebaliknya pemimpin yang tidak kapabel justru menjatuhkan moral pasukan yang terbaik. (John J Pershing, Jendral Legendaris Amerika Serikat, 1860 – 1948