Dimuat di Tribun Jabar, Minggu, 14 November 2010
DI sebuah ruang, terjadi sidang. Para hulubalang yang biasanya tidur di sudut-sudut sambil menurunkan kursinya hingga sosoknya tidak bisa terlihat dari depan, atau diam-diam mengeluh, “Kapan selesainya? Ngantuk!” kini semua menjadi naga. Saling berdiri dengan telunjuk ditegakkan, membusungkan dada agar terlihat kamera televisi. Ini kesempatan bagus, karena posisi menentukan prestasi. Yang duduk di pojok, mengambil Blackberry yang bergetar, ada tulisan, “Aku sudah nunggu lama nih, Om.” Buru-buru dibalasnya, “Sebentar ya. Ini ada yang lebih penting. Kesempatan buat unjuk gigi.” Lalu dengan angkuh dimatikan BB-nya.